8.10.2010

Persiapan Kolam Lele


Kolam sebagai wadah tempat budidaya harus dipersiapkan mulai dari awal pemilihan sistem Budidaya yang akan diterapkan. Sarana dan prasarana pendukung juga harus dihitung dan dipersiapkan sesuai dengan kepadatan tebar bibitnya.

Penentuan jenis kolam dari tanah, plastik ataupun beton yang terpenting adalah bisa menyimpan masa air selama masa budidaya atau tidak porus.Hal ini penting sekali diperhitungkan karena air yang porus akan berpengaruh sekali terhadap kestabilan kualitas dan kuantitas air selama masa Budidaya, maka pertumbuhan pun akan bisa terpengaruh dari perubahan-perubahan yang tidak stabil ini disamping faktor cuaca.

Kolam tanah, persiapan awal selain pemadatan dinding dan tanah dasar supaya tidak porus, maka untuk Budidaya Lele yang sangat perlu diperhatikan adalah dinding atau dasar yang padat membuat Lele tidak mudah bersembunyi membuat lubang, disamping pada dasar dan dinding kolam yang tidak rata permukaannya membuat kotoran tidak mudah terbilas hanyut dalam pembuangan. Sehingga kotoran akan mudah menumpuk pada titik yang tidak rata tsb, hal ini akan terjadi titik daerah mati atau dead zone .

dead zone, adalah terjadinya titik daerah mati, dimana terjadi penumpukan Bahan Organik atau sampah yang terkumpul pada area-area tertentu. Daerah ini Kadar amoniak dan gas-gas beracun mulai tinggi sehingga tidak disukai oleh ikan. Apabila ada pakan ikanyang jatuh pada titik-tik ini maka ikan tidak akan mau makan, atau daerah ini temapt menjadi sarangnya beberapa bakteri phatogen yang menyebabkan sakit pada ikan.

Pemberian kapur atau LIMING pada kolam tanah sangat mutlak diperlukan, karena kapur ini fungsinya sebagai :
1. Buffer atau penyagga agar PH di air tidak melonjak naik pada sore hari dan turun pada waktu menjelang pagi hari.
2. Sebagai sumber menyuplai CO2 ( carbondioksida ) dari unsur kapur yaitu Bicarbonat (H2CO3)2- yang akan menyuplai digunakan untuk fotosintesa phytoplankton ( mikroalga hijau ).

Menurut pengalaman penulis, pemberian pupuk kandang untuk ditanah, saat ini kurang diperlukan lagi. Karena justeru akan membuat kondisi lingkungan menjadi kelewat subur pada masa budidaya nantinya. Permasalahan yang sering terjadi nantinya malahan adalah bagaimana menge rem terjadinya saat-saat meluncur pada kondisi lingkungan yang kearah kelewat subur.
Pembentukan penumbuhan phytoplankton dapat dilakukan dengan cara memancing pemupukan, tetapi setelah kondisi pemberian pakan yang rutin pada ikan, sisa-sisa pakan ini justeru akan menjadi sumber bahan Organik yang akan diubah menjadi
pupuk yang subur oleh siklus mikroorganisme dikolam dalam sistem-sistem Probiotik yang diterapkan nantinya.

Membuat warna Hijau pada Kolam Tanah untuk persiapan tebar Bibit, ini sangat penting sekali dilakukan, karena untuk mendapatkan lingkungan air yang nyaman untuk hidup bibit-bibit lele. Pada Lingkungan air yang berwarna Hijau daun maka Suplai Oksigen (O2) dari hasil fotosintesa sangat membantu untuk kenyamanan hidup bibit. Disamping Phytoplankton ini juga sebagai selimut alami yang berfungsi menjaga kestabilan fluktuasi suhu air perbedaan pada siang Hari dan malam harinya.

Teknologi inilah yang menjadikan perkembangan pengetahuan yang sangat berarti untuk di ketahui oleh para petani ikan. Karena sementara ini sebagian besar petani ikan masih berkiblat pada dunia pertanian,dimana bagaimana carnya membuat lingkungan menjadi subur untuk tumbuhnya phytoplankton atau zooplankton sebagai makanan ikan. Tetapi kenyataannya yang terjadi dilapangan malahan memberi beban yang sangat berlebih pada ligkungan air, sedangkan pakan alami tumbuhnya tidak sesuai dengan jumlah biomasa ikan. Pakan alami sangat membantu perkembangannya bila dilakukan dalam sistem pendederan secara alami, yaitu untuk bibit-bibit dari ukuran 1 sampai 2 Cm.

Tahapan yang perlu dilakukan untuk kolam tanah dan plastik maupun beton agar menjadi Hijau adalah sbb :
- Masukkan air bersih, kalau air dari sawah atau sungai karena sudah mengandung bibit phytoplankton dan kadar Bahan Organik yang terlarut relatif lebih tinggi, maka akan lebih mudah dalam pembentukan warna airnya. Tetapi apabila sumber airnya adalah air dari sumber mata air atau sumur, maka perlu dipancing dengan adanya pemupukan menggunakan pupuk Urea sebanyak 5 grm/M3 dan Kaptan atau Dolomit 100 grm/M3 langsung ditebar secara merata pada permukaan kolam pada pagi hari setelah matahari terbit ( pk 7 – 9 pagi).
- Berilah perlakuan probiotik XTRO Sebanyak 10 ml/ m3 air dan ditebar merata pada permukaan air.
- Lakukanlah pemberian kapur kaptan/dolomit, urea, dan Xtro ini selama 3 – 5 hari berturut-turut sampai didapat warna air yang hijau.
- Apabila sudah didapat warna air yang hijau maka berarti air sudah siap tebar bibit, tetapi secara berkala masih perlu dilakukannya perawatan atau maintenance, agar warna hijau akan tetap stabil ( lebih jelas akan diterangkan dalam strategi membuat warna air hijau dalam GREEN WATER SYSTEM )
- Pada kolam tanah kemungkinan akan lebih mudah dalam membuat warna air cepat menjadi Hijau, sedangkan pada kolam plastik atau beton agak lebih sulit. Tetapi pada kolam tanah karena mudah sekali menjebak kotoran atau Bahan Organik maka akan mudah didapat kondisi lingkungan yang cepat subur diumur masa budidaya diatas 60 hari, sehingga sering terjadi gejolak penyakit yang disebabkan oleh penurunan daya dukung lingkungan kolam karena kotoran yang berlebih.
- Pada kolam Plastik atau Beton, pada awalnya memang sulit untuk membetuk warna air, tetapi dengan kepiawaian kita dalam mengolah air maka justeru pada kolam ini mudah sekali mengontrol tingkat kesuburan dalam kolam, apabila terjadi permasalahan yang berkaitan dengan penurunan daya dukung Lingkungan air lebih mudah sekali dalam mengendalikannya.

KOLAM PLASTIK atau BETON, Pada kolam ini apabila konstruksinya sudah disiapkan dengan baik dan tidak ada kebocoran pada konstruksinya maka bisa dimasukkan air setinggi 60 – 70 Cm untuk membuat warna air menjadi Hijau.

PEMBUATAN WARNA AIR MENJADI HIJAU INI SANGAT MUTLAK HARUS DILAKUKAN UNTUK BISA DILAKUKAN TEBAR BIBIT, untuk kolam-kolam dengan sistem budidaya Out door karena suplai Oksigen sudah 100 % bergantung pada sistem Fotosintesa pada Phytoplankton yang berwarna Hijau Muda segar di kolam.

LAKUKAN PERSIAPAN UNTUK TEBAR BIBIT APABILA HAL WARNA AIR SUDAH DIDAPAT STABIL. Dinamika Jenis-jenis warna Air kolam, dan kualitas air nanti akan dibahas lebih lanjut pada GREEN WATER SYSTEM.

Ditulis dalam TEHNIK PEMBESARAN LELE

Selengkapnya ..

Konstruksi dan Design Kolam Lele


Konstruksi & Disain Kolam sangat berpengaruh pada Sistem Tehnis dan keberhasilan dalam menjalankan Budidaya. Untuk tebar diatas 150 ekor/m3 diperlukan konstruksi kolam dari plastik atau semen beton.

Konstruksi dan disain kolam sangat menentukan sistem budidaya yang akan dilakukan, karena dengan sistem ini nanti juga akan menggambarkan Sarana, Prasarana, modal, skill SDM tingkat penguasaan tehnis-tehnis Budidaya.
Untuk lebih mudah membagi sistem Tehnologi, modal, sarana dan Prasarana pada Budidaya Lele maka sistem Budidaya bisa dibagi menjadi 3 sistem, yaitu :

1. Sistem TRADISIONAL, pada sistem ini kepadatan tebar bibit Lele < 50 ekor / m3, pakan yang diberikan bisa berupa pakan buatan sedikit sekali, dan masih bergantung pada pakan alami yang tumbuh dikolam ikan seperti jentik2, zooplankton, diatom dll. Konstruksi kolam bisa dibuat dengan tanah seluruhnya.

2. Sistem SEMI INTENSIF, kepadatan tebar bibit lele 50 – 150 ekor /m 3. Pakan sudah mulai lebih banyak bergantung pada pakan buatan/pelet, sedangkan apakan mengandalkan pakan alami atau pakan segar lain jumlahnya tidak bisa banyak.Konstruksi kolam masih bisa menggunakan tanah yang pada dinding-dindingnya dipadatkan,atau pada pinggiran kolam bisa dari semen atau plastik, untuk mengurangi porositas air kolam.

3. Sistem Intensif, kepadatan > 150 ekor/m3, Pakan sudah 100 % bergantung pada pakan buatan dengan protein yang seusuai dengan fase-fase pertumbuhannya. Konstruksi kolam sudah full dari Plastik ataupun beton semen. Sehingga memutus faktor pengaruh terhadap media lingkungan, jadi sepenuhnya masuk dalam kontrol manajemen kita.

DISAIN KOLAM, sangat menentukan tingkat manajemen tehnis yang akan kita jalankan nantinya. Untuk Sistem Pembesaran pada Lele disain kolam akan menentukan tingkat daya sanggah media terhadap produktifitas pertumbuhan ikan lele. Karena Pada kolam yang dangkal kedalaman < 1 m, akan menentukan sedikit atau banyaknya lele yang bisa dengan leluasa tumbuh dan hidup, jadi penghitungan Volume media air kehidupan ikan lele adalah jumlah ikan per meter kubiknya. Semakin dalam kolamnya maka akan semakin banyak bisa mengisi kolong-kolong air untuk hidup ikan lele, tetapi dengan syarat ke homogenan kualitas air didasar, tengah dan permukaan harus bagus.

Maka semakin dalam kolam dengan kepadatan tebar ikan semakin tinggi maka akan diperlukan sarana-sarana tambahan, seperti pompa air yang diperlukan untuk mengaduk masa air menjadi homogen antara lapisan bawah dan atas. Pompa ini sangat berpengaruh membuat tingkat kualitas air kolam menjadi lebih baik.

Disain dan Kostruksi kolam penting sekali diperhatikan, karena menentukan tingkat kemudahan dalam manajemen Kualitas dan Kuantitas Air, yang terpenting adalah bagaimana cara membuat masa air sehomogen mungkin, yang nantinya pengadukannya akan dibantu oleh POMPA, jadi dengan konstruksi sebagaimanapun bentuknya asalkan tidak porus maka kualitas air bisa distabilkan. Lebih lanjut dibahas dalam manajemen kualitas Air secara Praktis.

Ditulis dalam TEHNIK PEMBESARAN LELE

Selengkapnya ..
4shared.com - Free file sharing and storage