6.10.2009

Kata-kata yang tidak layak di ucapkan di kantor


KOMPAS.com - Bilabekerja dari pukul 09.00-17.00 setiap harinya, bisa dibilang Anda menghabiskan waktu lebih banyak dengan rekan sekantor ketimbang teman lainnya. Sehingga terkadang sulit membedakan garis batas antara bisnis dan persahabatan, ujar Susan Solovic, pengarang Reinvent Your Career: Attain the Success You Desire and Deserve.
Di masa sekarang ini, ketika perputaran pegawai terjadi begitu cepat, kita harus menjaga diri agar posisi kita tidak tergeser karena sikap dan tindakan kita. Untuk menjaga karier Anda berada dalam jalur yang tepat, berikut adalah perkataan yang sebaiknya tak terlontar dari mulut Anda saat berada di kantor:
1. “Itu bukan pekerjaan saya.”
Ketika seseorang meminta bantuan pada Anda, anggaplah hal tersebut sebagai pujian. Orang yang meminta bantuan tersebut pastinya menghargai pendapat ataupun kemampuan Anda untuk mengerjakan tugas tadi. Namun sebaiknya Anda tidak mengerjakannya setengah-setengah. Percayalah, tak ada atasan yang mau mendengar kalimat seperti, ”Itu bukan pekerjaan saya.”
2. Dengan muka palsu berkata, “Saya akan bantu Anda dengan tugas itu.”
Rasanya amat menyebalkan ketika seseorang menawarkan bantuan, namun mengeluh soal pekerjaan tersebut di belakang. Jika Anda bersedia mengerjakan suatu tugas tetapi tidak sungguh-sungguh, bantuan Anda sama sekali tak berguna. Ketika seseorang bekerja tanpa antusias, ia tak akan memberikan totalitas. Plus, jangan katakan Anda akan mengerjakan suatu tugas jika Anda tak sungguh-sungguh dalam menyelesaikannya. Anda hanya akan dianggap sebagai orang yang tak dapat diandalkan.
3. “Jangan bilang siapa-siapa.…”
Tiap kali Anda memulai percakapan dengan frase tersebut, Anda berarti meminta satu hal, yakni si pendengar untuk menyebarkan gosip itu ke orang lain. Jika Anda memang memegang suatu rahasia, simpanlah untuk Anda sendiri. Apapun isi beritanya, ketika Anda memutuskan menyampaikannya kepada orang lain, Anda lah yang akan menjadi penyebar beritanya. Plus, jika ada rekan kerja yang bergosip dengan Anda, kemungkinan terbesar dia pun akan bergosip tentang Anda.
4. “Gaji saya enggak pernah naik!”
Kebanyakan perusahaan menaikkan gaji karyawannya berdasarkan produktivitas mereka, bukan berdasarkan lamanya waktu kerja. Meminta kenaikan gaji pada atasan berdasarkan lamanya Anda bergabung dengan perusahaan tanpa menilai produktivitas kerja Anda hanya akan membunyikan alarm si atasan bahwa Anda hanya mengejar uang, bukan karena Anda memang patut mendapatkan kenaikan tersebut. Anda harus benar-benar membuktikan kepada perusahaan bahwa Anda memang patut mendapatkan kenaikan gaji.
5. “Saya benar-benar stres dan muak bekerja di sini.”
Keluhan yang terus-menerus tentang padatnya pekerjaan Anda, atau betapa memuakkannya suasana di kantor, secara perlahan tapi pasti akan membuat Anda dijauhi teman-teman kantor. Jika Anda tak setuju dengan kebijaksanaan atau aturan kantor, laporkan lewat saluran yang tepat, misalnya lewat HRD atau sekalian berhenti bekerja di sana, cari tempat baru. Siapa yang senang mendengarkan orang mengeluh terus-menerus?
6. “Ada yang aneh pada tubuh saya, ada jamur di … saya.”
Jika Anda bukan termasuk orang yang populer, tak akan ada yang mau mendengarkan keluhan penyakit Anda. Entah itu masalah sakit kram saat menstruasi, atau banyaknya gas di dalam perut Anda. Atasan Anda akan menilai Anda sebagai pegawai yang memiliki masalah kesehatan konstan, yang artinya biaya tambahan tiap bulan, dan merupakan pegawai yang risikonya tinggi. Bagi rekan kerja, Anda akan terlihat seperti orang yang sedang mencari perhatian, semacam hypochondriac, orang yang terlalu banyak khawatir akan kondisi kesehatan.
7. “Di pemilu nanti, kamu pilih siapa?” atau “Agamamu apa?”
Pemilu yang berasaskan luber jurdil (langsung, umum, bebas, rahasia, dan jujur, adil) masih dianggap berlaku. Jadi, masyarakat memiliki nilai-nilai dan kepercayaan mereka masing-masing yang bebas dan rahasia. Tak perlu mengucilkan rekan kerja karena perbedaan cara pandang. Presiden Amerika Serikat saja mengimbau masyarakatnya untuk bisa mencontoh kedamaian di antara perbedaan yang ada di Indonesia, mengapa kita harus mengkotak-kotakkan orang berdasarkan pilihan politik atau agamanya?
8. “Tadi malam saya pulang mabuk.”
Ujar-ujar work hard play hard memang banyak diterapkan masyarakat urban jaman sekarang. Tetapi, perlu diingat, jangan mengungkit-ungkit kegiatan semalam kepada bos Anda. Membicarakan hal tersebut akan membuat Anda terlihat menghitung jam untuk segera pergi dari kantor. Belum lagi Anda akan terlihat tidak profesional dan tak dapat dipercaya.
9. “Saya tak punya waktu untuk itu.”
Cobalah untuk membuka mata. Semua orang pun sibuk, bukan Anda saja. Jika Anda memprioritaskan untuk menyelesaikan tugas tepat waktu, jujurlah dan katakan pada atasan Anda perkiraan waktu selesainya. Katakan pada bos apa saja yang belum dan sudah Anda kerjakan, termasuk sisa pekerjaan yang harus diselesaikan. Tanyakan, yang mana sebaiknya yang diprioritaskan. Hal ini akan menunjukkan Anda mengerjakan setiap tugas dengan serius dan hanya ingin menyelesaikan tugas sebaik mungkin.
10. “Saya baru membelikan bos jam tangan Guess yang harganya XX juta rupiah.”
Segala yang berkaitan dengan uang itu sensitif. Jika Anda menyebutkan angka yang besar, dan memberikan ukuran bahwa suatu angka rupiah adalah mahal atau murah, Anda akan dicap orang kaya yang pelit, atau orang yang selalu mengeluh soal uang. Hal itu tak hanya membuat Anda terlihat sedang menyombongkan diri, tetapi juga membuat orang berspekulasi tentang gaya hidup Anda.


0 komentar:

4shared.com - Free file sharing and storage